Worksheet
Analisis Statistika
Nama dan NIM:
1. Yovita Ratri
S.
2. Theresia
Kasih A
3. Wismaya Putri
M.M
4. Alfa
Mitananda C.
5. Tri
Wahyuningsih
Petunjuk:
1.
Bekerjalah dalam
kelompok!
2.
Waktu pengerjaan
bebas. Boleh saat perkuliahan PBPD2 atau waktu lain.
Soal:
Carilah dan amatilah
film “Dead Poet’s Society” (1989) atau
“Dangerous Minds” (1995)!
Diskusikan
beberapa hal berikut:
Ø Kami memilih untuk mengamati film “Dangerous Minds” (1995)
berikut hasil diskusi kami bersama :
- Karakteristik peserta didik dan lingkungan sosial di sekolah maupun
tempat tinggal
1)
Lingkungan sosial
di tempat tinggal yang digambarkam dalam film tersebut adalah kebanyakan terlalu bebas, dalam artian
seenaknya sendiri tanpa ada sopan santun ataupun aturan layaknya brandalan,
bahkan ada keluarga yang melarang anaknya untuk bersekolah, seolah
sekolah itu tidak penting serta menganggap bahwa sekolah bukanlah hal yang
menentukan masa depan dari para murid.
2)
Lingkungan sosial
dalam sekolah, terlalu bebas, bahkan kepala sekolah dan murid yang lain
menganggap bahwa mereka (kelas dari Ibu Jonhson) memang susah untuk diatur dan
sudah menjadi kebiasaan mereka menjadi seolah seorang brandalan. Jadi lebih
dari itu banyak warga sekolah yang sudah jera dengan kelakuan nakal mereka.
Selanjutnya kondisii kelas mereka berkerjasama untuk menyingkirkan wali kelas
mereka, dan akan sangat menyenangkan bagi mereka jika guru baru mereka bisa
pergi atau bahkan berhenti bekerja.
- Permasalahan yang dihadapi guru
Ø Seperti halnya dalam film “Ron Clark” dalam film
“Dangerous Minds” ini permasalahan yang dialami guru pun sedikit mirip hanya
saja dalam fil “Dagerous Minds” konteksnya lebih dewasa, seperti :
1)
Karakter dari
para murid yang begitu nakal, bandel, menggunakan kata-kata yang kurang sopan
kepada guru, sibuk dengan dunianya sendiri, menagnggap setiap keseriusan dari
guru hanyalah sebuah lelucon belaka.
2)
Awalnya Ibu
Junshon (selaku guru) begitu semangat dan antusias dalam pekerjaannya sebagai
guru, namun setelah Ia masuk ke kelasnya kekecewaan dan amarahlah yang ia
dapat. Sebab para murid begitu nakal, menakut-nakuti dirinya dengan kata-kata
yang tidak sopan bahkan semua murid pun ikut bersorak seolah kehadirannya
dihadapan mereka hanyalah sebuah lelucon belaka. Dan akhirnya Bu Junshon pun
merasa bahwa Ia tidak mampu untuk mengatasi perilaku para siswanya tersebut,
namun Ia juga tidak mau untuk kehilangan pekerjaannya yang menghasilkan gaji
yang lumayan mencukupi.
3)
Disaat ada salah
seorang siswanya yang meninggal hal ini membuat Johnson dilemma yang akhirnya
ia memutuskan untuk tidak mengajar lagi di sekolah tersebut bukan hanya itu
saja namun juga ke-2 muridnya yang lain yang memutuskan untuk tidak sekolah
lagi yang satu karena dari pihak keluarga dan yang satunya karena kebijakan
dari pihak sekolah yang lebih mengarah pada mengusir siswa secara perlahan.
- Cara guru mengatasi masalah yang dihadapi
1)
Awal mulanya Bu
Johnson menuliskan nama salah satu siswa dalam papantulis sebab siswa tersebut
sudah berlaku tidak sopan, hal ini ia lakukan sebagai hukuman bagi siswa
tersebut namun cara ini tidak memecahkan masalahnya.
2)
Demi memenuhi
kontrak kerjanya serta kegigihannya yang tidak mau mudah menyerah akhirnya Bu
Johnson menemukan ide yang menarik yakni mengambil perhatian para murid dengan
cara berpakaiannya seperti seorang mariner, serta mengajarkan sedikit konsep
dasar daripada karate. Dan akhirnya idenya ini pun membuahkan hasil sedikit
para murid mulai mau unutuk mengikuti pembelajaran yang daiajarkan olehnya. Yang
diawali dengan perkenalan serta memberikan nilai A pada mereka dan memotivasi
mereka untuk dapat mempertahankan nilai tersebut hingga mereka dapat lulus
ujian.
3)
Ketika Bu
Junshon mengajarkan mengenai “verb” Bu Johnson menggunakan kalimat “we____green
beans for dinner” namun para murid malah
sibuk dengan dunia mereka sendiri. Kemudian ia pun mengubah kalimatnya menjadi
“ we want to die” dan alhasil para murid memeperhatikannya, meskipunada siswa
yang mengatakan bahwa seharusnya yang mati itu Bu Johnson bukan malah para
siswa. Namun kemudian ia mengubah kata “want” menjadi “choose” dan disini
siswamulai menjawab pertanyaan darinya mengenai verb da nada salah seorang
siswanya yang menjawab dan benar jawabannya siswa inni bernama Kelly. Meskipun
menggunakan kata-kata yang kasar atau tidak seharusnya namun justru kata
tersebutlah yang mampu mengambil perhatian mereka untuk memperhatikan
penjelasan darinya.
4)
Sama halnya
jugadari film “Ron Clark” Ibu Johnson ini juga memberikan semacam “reward” bagi
para siswa yang mampu mengerjakan setiap tantangan (soal) maupun pertanyaan
singkat darinya. Dan cara ini pun berhasil banyak siswa yang menjawab dengan
benar dan mendapatkan permen coklat dari Ibu Junshon.
5)
Dengan
menggunakan puisi karangan tokoh favorit Bu Johnson ia mengkaitkan puisi-puisi
tersebut dengan buku yang menjadi kurikulum dari pihak sekolah “My Darlin, My
Hamburger”. Hal ini juga mampu membuat para siswanya aktif ketika diminta untuk
membaca setiap baris dari puisi serta diminta untuk mengarikan makna dari kalimat
puisi tersebut. Disin Bu Johnson juga memberikan kompetisi dengan “reward” yang
istimewa yang akhirnya membuat para siswa bersungguh-sungguh dalm
mengerjakannya. Seperti misalnya yang jarang pergi ke perpus kini ada di perpus
untuk mengerjakan tugas tersebut.
6)
Ibu Johnson juga
melakukan kunjungan atau semacam bimbinagan perorangan diman ia dating langsung
kerumah muridnya serta melihat langsung kondisi keluarga mereka. Memang ada
yang menerima dengan baik dan bersedia membantu Ibu Junshon, namun jstru ada
orang tua yang marah karena anaknya sekolah hanya diberikan puisi yang
menurutnya tidaklah penting.
- Hasil yang diperoleh dari pemecahan masalah tersebut
1)
Banyak siswa
yang tertarik untuk memenangkan sebuah kompetisi.
2)
Bahkan dengan
puisi yang sudah diajarkan banyak siswa yang mengajarkan mereka untuk tidak
mudah menyerah kini mereka meminta kepada Johnson untuk tidak menyerah menjadi
guru mereka.
3)
Dengan adanya
pendekatan secara individu membuat siswa merasa diperhatikan oleh guru.
4)
Siswa merasa bahwa
Bu Johnson adalah cahaya bagi mereka seperti halnya kata kiasan dalam puisi
yang mereka baca, mereka merasa bahwa Bu Johnson adalah penyemangat mereka,
sehingga mereka meminta Bu Jhonson untuk tetap mengajar mereka sampai semester
berikutnya hingga mereka lulus ujian. Karena mereka menganggap apa yang mereka
butuhkan ada pada diri BuJohnson sebad Johnson adalah guru mereka, dan mereka
adalah murid Johnson, maka sudah selayaknya mereka berhubungan(timbal balik /
belajar mengajar)
5)
Para murid
menjadi penurut dalam artian mereka tidak bandel lagi, mereka mau mengahragia
sesorang yang ada didepan, mereka mau memperhatikan dengan sungguh setiap
materi yang diberikan.
6)
Para murid
menjadi merasa lebih dekat dan nyaman bersam Ibu Johnson dan merasa bahwa Bu
Johnson adalah sesuatu hal yang membuat mereka untuk berjuang lulus ujian.
7)
Kedua muridnya
yang memutuskan untuk tidak sekolah lagi akhirnya mau kembali lagi kesekolah
untuk menuntut ilmu lagi bersama Johnson.
- Perkiraan hasil yang mungkin terjadi apabila Anda menggunakan cara
tersebut pada kelompok bimbingan belajar
1)
Perkiraan kami,
kami akan menerapkan sistem “reward” yang diberikan bagi para siswa yang mapu
menjawab setiap pertanyaan maupu soal-soal yang diberikan. Mengapa, agar para
murid termotivasi untuk terus melakukan hal yang terbaik dan terunggul. Namun
kami jugaakan menerapkan sistem “punishment” dimana hal ini kami lakukan dengan
harapan para siswa jera untuk melakukan kesalahannya terus menerus, namun kami
tidak akan melibatkan fisik seperti berlari atau hormat di bawah tiang bendera,
ataupun yang lainnya kami justru lebihmenekannkan pada mengulang 2x PR yang
diberikan, atau bernyanyi di depan kelas ketika ribut sendiri. Menurut kami itu
yang baik untuk diterapkan dalam bimbingan belajar agar para siswa lebih
termotivasi dalm belajar antusias selama proses pembelajaran, serta jera untuk
melakukan sebuah kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar