Jumat, 29 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PEREDARAN DARAH

P

PEREDARAN DARAH


       I.            Pendahuluan
Latar Belakang
Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang  penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
(Lestari, Idun ; 2009). Jadi begitu penting peran drah dalam tubuh kita, maka sebaiknya kita lebih menjaga pola makan untuk lebih meningkatkan kadar darah misalnya saja daun singkong, maupun kacang panjang. Dan alangkah baiknya bila kita mau untuk membagikan sedikit darah kita untuk orang-orang yang membutuhkan, karena setetes darah mampu memberi kehidupan bagi mereka yang membutuhkannya.

Tujuan:
1.      Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen penyusun darah.
2.      Mahasiswa dapat mengukur tekanan darah (sistole dan diastole).
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
4.      Mahasiswa memahami hubungan antara jenis aktivitas dengan frekuensi denyut jantung
    II.            Metode
Alat dan Bahan
1.      Stopwatch
2.      Tensimeter
3.      Timbangan badan
4.      Stetoskop

Cara Pengerjaan:
1.      Kegiatan I : wawancara probandus
a.       Kegiatan sehari-hari
1)      Rutin berolahraga ?
2)      Mengerjakan tugas rumah ? ( mencuci baju, atau piring, dll.)
b.      Diet (makanan yang dikonsumsi, atau sarapan)
1)      Berverage ?  (minuman maupun makanan)
2)      Merokok atau tidak, jika ya berapa frekuensinya ?
3)      Setiap hari berjalan kaki atau mengendari kendaraan ? ( yang paling dominan )
c.       Riwayat kesehatan
1)      Sedang sakit atau tidak ?
2)      Penyakit yang pernah diderita ?
3)      Apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit, jantung, darah tinggi, diabetes, atau stroke, baik orangtua atau kakek-nenek ?
2.      Kegiatan II: mengukur tekanan darah
a.       Membuka skrup pada pipa air raksa.
b.      Mengkosongkan udara dalam pembalut dengan membuka skrup pada stetoskop.
c.       Memasang pembalut pada bagian lengan.
d.      Menutup skrup pada stetoskop.
e.       Menyelipkan piringan stetoskop di atas pembuluh darah pada bagian siku depan.
f.       Memasang kedua ujung stetoskop pada telinga.
g.      Menekan pompa secara berulang-ulang sehingga air raksa naik mencapai angka 150.
h.      Membuka skrup stetoskop secara perlahan sambil mendengarkan adanya getaran, serta mengamati adanya perubahan pada angka yang ditunjukkan oleh air raksa.  (perubahan pertama berarti sistole, perubahan kedua berarti diastole).
i.        memandingkan hasil pengukuran tekanan darah pribadi dengan tekanan darah teman-teman yang lain dan menarik sebuah kesimpulan.

3.      Kegiatan III : Mengukur frekuensi denyut nadi
a.       mencari denyut nadi pribadi.
b.      Menghiitung denyut nadi pribadi selama 1 menit.
c.       mengulanginya sebanyak 3 kali pengukuran, kemudian hidung  rata-ratanya.
d.      Berjalan selama 5 menit kemudian menghitung kembali denyut nadi selama 1 menit.
e.       Kemudian berlari selama 5 menit lalu menghitungnya kembali denyut nadi selama 1 menit.
f.       membandingkan hasil pengukuran untuk ketiga macam kegiatan, kemudian membandingkan juga hasilnya dengan teman yang lain.
g.      Menarik kesimpulan.

 III.            Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Pada prinsipnya darah berfungsi sebagai alat pengangkut zat-zat makanan, sisa-sisa metabolisme, dan hormon. Selain itu, darah juga berperan dalam mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh dan menyebabkan panas tubuh yang berlebihan dari suatu bagian tubuh merata ke bagian tubuh yang lainnya, bahkan
darah berperan pula dalam perlindungan tubuh. Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung 90% air, sedangkan selebihnya adalah protein-protein darah (albumin, globulin, dan fibrinogen), bermacam-macam garam, zat-zat makanan dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme yang diangkut menuju alat ekskresi, hormon, dan gas-gas yang terlarut.  

1.      Eritrosit disebut juga sebagai sel darah merah. Warna merah pada eritrosit disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin tersusun dari senyawa besi hemin dan suatu jenis protein, yaitu globin. Peranan utama eritrosit adalah sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Peranan lain eritrosit adalah menjaga keseimbangan asam-basa cairan darah dan juga mengangkut O2 di dalam tubuh. Pembentukan eritrosit terjadi di dalam sumsum tulang pipih (tulang belakang) dan tulang pipa.  Rendahnya kadar hemoglobin atau disebut juga anemia merupakan salah satu gangguan terhadap pengangkutan oksigen. Sebenarnya, anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darah merah tetap normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darah untuk membawa oksigen berkurang, maka individu akan terlihat
pucat atau kurang tenaga.

2.      Leukosit atau sel darah putih tidak mengandung pigmen, diameternya rata-rata lebih besar daripada eritrosit, yaitu berkisar antara 8 sampai 15 mikron dan masing-masing mengandung inti sel. Pembentukan leukosit terjadi pada limfa, kelenjar-kelenjar limfoid, dan sumsum merah pada tulang.  

3.      Komponen darah yang satu ini berupa kepingan-kepingan (platelet) yang tidak berinti. Oleh karena itu, kurang tepat jika disebut sebagai trombosit yang berarti sel darah pembeku. Keping-keping darah bentuknya tidak beraturan dengan ukuran lebih kecil daripada eritrosit serta tidak berwarna dan juga tidak dapat bergerak sendiri, tetapi hanya mengikuti aliran darah. Proses pembekuan darah merupakan suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak faktor antihemofili, yaitu faktor-faktor yang berperan untuk menghentikan perdarahan. Proses pembekuan darah dimulai ketika terjadi kerusakan pada pembuluh darah yang menyebabkan keping-keping darah keluar dari pembuluh bersama-sama dengan komponen darah lainnya. Pada plasma darah terdapat tromboplastinogen yang merupakan salah satu komponen globulin, zat ini diaktifkan oleh enzim tromboplastinogenase menjadi tromboplastin. Sementara itu pada plasma darah terdapat pula protrombin yang dihasilkan hati dengan bantuan vitamin K. Protrombin hanya dapat berperan dalam proses pembekuan darah jika telah diaktifkan menjadi enzim trombin. Untuk mengaktifkannya dibutuhkan pula tromboplastin dan ion kalsium (Ca2+). Peranan enzim trombin ialah mengubah fibrinogen, yaitu salah satu protein darah yang larut dalam plasma darah menjadi fibrin berbentuk jalinan serat-serat halus yang akan menjaring sel-sel darah. Dengan demikian, terjadilah gumpalan darah pada bagian pembuluh darah yang rusak dan gumpalan ini menghalangi darah agar tidak ke luar dari pembuluh tersebut. Proses pembekuan darah tidak akan terjadi jika salah satu dari faktorfaktor antihaemofili tidak tersedia. Artinya pendarahan tidak dapat dihentikan atau dikenal sebagai hemofilia. Namun, jika proses pembekuan terjadi di dalam pembuluh darah maka gumpalan darah (embolus) dapat menyumbat pembuluh-pembuluh darah. Keadaan yang disebut embolisme ini menghambat pemberian zat-zat makanan dan oksigen bagi jaringan sehingga dapat menyebabkan kematian jaringan tersebut.

Alat-alat peredaran darah
1.      Jantung manusia terdiri dari empat ruang yang masing-masing berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah. Pada serambi kiri terdapat empat muara pembuluh vena pulmonalis yang mengalirkan darah dari paru-paru, sedangkan pada serambi kanan terdapat dua muara pembuluh vena cava superior yang mengalirkan darah dari tubuh bagian bawah. Sementara itu, bilik kiri berhubungan dengan satu pembuluh nadi besar (aorta) yang cabang-cabangnya mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh. Bilik kanan berhubungan dengan arteri pulmonalis yang mengalirkan darah ke paruparu. Kemampuan jantung untuk berdenyut dipicu oleh suatu jaringan tertentu yang disebut nodus sinoatrial (nodus S) pada dinding atas serambi kanan. Impuls yang ditimbulkan nodus S-A disebarkan ke seluruh otot serambi sehingga otot-otot serambi berkontraksi yang menyebabkan darah dari serambi masuk ke bilik. Sementara itu, impuls dari nodus S–A perlahan-lahan mencapai nodus atrioventikular (nodus A–V) yang terletak di bagian bawah sekat serambi. Kemudian diteruskan melalui berkas His yang bercabang dua, satu cabang menuju otot bilik kiri dan cabang yang lain menuju otot bilik kanan. Masing-masing cabang tersebut membentuk ranting-ranting ke seluruh otot bilik. Impuls tersebut menyebabkan otot otot bilik berkontraksi, peristiwa ini disebut sistol sehingga tekanan di dalam bilik meningkat dan darah mendesak ke segala arah. Desakan ke arah serambi menyebabkan katup trikuspid menutup, sedangkan desakan dari bilik kiri ke aorta dan dari bilik kanan ke arteri pulmonalis menyebabkan katup-katup semilunar terbuka. Ketika darah keluar dari bilik kiri melewati katup semilunar di dalam aorta masih terdapat sebagian darah yang belum dialirkan, sehingga tekanan darah di dalam aorta meningkat dan tekanan ini dinamakan tekanan sistol yang dalam keadaan normal besarnya ± 120 Hg. Setelah pengosongan bilik, otot-otot bilik mengalami relaksasi atau biasa pula disebut diastol, tekanan di dalam bilik saat itu lebih rendah daripada tekanan di dalam aorta sehingga darah dari aorta mendesak kembali ke jantung yang mengakibatkan katup semilunar menutup. Jika darah di dalam aorta sebagian telah dialirkan ke berbagai arteri maka tekanannya akan menurun sampai 80 mm Hg pada keadaan normal dan disebut sebagai tekanan diastol. Selama jantung mengalami diastol, darah dari vena pulmonalis masuk ke dalam serambi kiri dan darah dari vena cava memasuki serambi kanan yang selanjutnya otot-otot serambi akan berkontraksi lagi setelah memperoleh impuls dari nodus S-A. Dari uraian di atas jelaslah bahwa selama satu denyut jantung terjadi perubahan tekanan darah terhadap dinding aorta, pada orang dewasa dalam keadaan normal tekanan yang tertinggi, yaitu tekanan sistol besarnya kurang lebih 120 mm Hg. Tekanan darah ini dapat diukur dengan tensimeter atau sphygmomanometer dan hasilnya biasa dituliskan sistol/diastol = 120/80 mm Hg.

2.       Pembuluh Darah
Seluruh pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung disebut arteri atau pembuluh nadi. Penimbunan senyawa-senyawa lemak pada dinding arteri menyebabkan penyempitan pembuluh dan hilangnya kekenyalan dinding arteri, keadaan ini disebut atherosklerosis. Selanjutnya, darah masuk ke dalam vena atau pembuluh balik yang diameternya lebih besar dan akan mengalirkan darah ke jantung. Vena yang paling besar ialah vena cava superior dan vena cava inferior yang diameternya kurang lebih 20 mm. Seperti halnya arteri, dinding vena juga tersusun dari tiga macam jaringan, tetapi jaringan ototnya tipis sehingga secara keseluruhan dinding vena lebih tipis dan kurang kenyal dibandingkan dengan dinding arteri.  Pengaruh kontraksi jantung terhadap aliran darah vena sangat kecil sehingga aliran di dalam vena lebih banyak disebabkan oleh kontraksi otot-otot di sekitarnya yang dibantu oleh katup-katup pencegah arus balik di sepanjang pembuluh. Katupkatup yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan lemahnya dinding pembuluh dapat menyebabkan pelebaran pembuluh vena atau dikenal dengan sebutan varises yang dapat terjadi di kaki bagian bawah atau di sekitar dubur yang disebut hemoroid.
(Bakhtiar, Suaha; 2011)

Hasil praktikum

Tabel pengamatan:




Tabel Kegiatan I & II

Nama
Jenis Kelamin P / L
Usia
Berat badan (kg)
Systole
Distole
Kegiatan sehari-hari
O.R
Tugas Rumah
Berjalan kaki / tidak
Yovita
P
19 thn, 2 bln
49
110
80
Jarang
Sering
Jalan kaki
Viga
P
19 thn, 4 bln
50
100
70
Tidak pernah
Jarang
Jalan kaki
Julius
L
18 thn, 10 bln
44
120
80
Tidak pernah
jarang
Naik motor


Diet
Riwayat kesehatan
Makanan
Minuman
Merokok atau tidak
Sedang sakit atau  tidak
Penyakit yang pernah diderita
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga
Belum
Air putih
Tidak
Tidak
Maag
Kakek (Alm) Jantung
Nasi sayur
Air putih
Tidak
Tidak
Tidak ada
Tidak ada

Nasi sayur
Air putih
Tidak
Tidak
Tidak ada
Tidak ada


Tabel Kegiatan III

Nama
Jenis kelamin
Frekuensi Denyut  Nadi
Kegiatan Sehari-hari
Istirahat
Rata-rata
Setelah berjalan
Setelah berlari
O.R
Tugas rumah
Berjalan kaki
Anna
P
1,71
66,3
111
120
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
2,63
3,65
Dwi
P
1,82
77,6
80
106
Jarang
Sering
Kadang-kadang
2,77
3,74


Diet
Riwayat kesehatan
Makanan
Minuman
Merokok / tidak
Sedang sakit / tidak
Sakit yang pernah diderita
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga
Roti
Air putih
Tidak
Tidak
malaria
Ibu ( jantung, darah tinggi, gejala stroke)
Nasi telur
Air putih
Tidak
Tidak
Flek paru-paru
tidak

 IV.            Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa
Untuk mengukur systole dan diastole dapat menggunakan dengan tensimeter yang dilakukan secara hati-hati, dan systole dalam keadaan normal besarnya kurang lebih 120 Hg, sedangkan diastole dalam keadaan normal adalah 80 mm. Selain itu  aktivitas yang sering dilakukan, usia, berat badan, dan jenis kelamin dapat mempengaruhi tekanan darah manusia. Ketika manusia melakukan suatu aktivitas maka frekuensi denyut nadi akan meningkat,  dimana semakin tinggi aktivitas yang sering dilakukan akan semakin besar frekuensi denyut nadi. Semua ini dikarenakan otot membutuhkan energy untuk melakukan aktivitas suplay energy dari jantung melalui darah ke otot. Sehingga otot berkontraksi, otot-otot juga membutuhkan energy jaringan dan oksigen yang lebih banyak sehingga jantung dapat berdenyut lebih cepat.

    V.            Daftar Pustaka
Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinah. 2009. Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Bakhtiar, Suaha. 2011. BIOLOGI untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

      

LAPORAN PRAKTIKUM PEREDARAN DARAH

P PEREDARAN DARAH        I.             Pendahuluan Latar Belakang Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, ...