PEREDARAN DARAH
I.
Pendahuluan
Latar
Belakang
Darah adalah
komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena mempunyai peran yang
sangat banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang penting bagi proses
metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses
metabolisme tubuh akan terganggu pula. Begitu banyak fungsi darah sehingga darah
merupakan cairan tubuh yang penting dan
fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain.
(Lestari,
Idun ; 2009). Jadi begitu penting peran drah dalam tubuh kita, maka sebaiknya
kita lebih menjaga pola makan untuk lebih meningkatkan kadar darah misalnya
saja daun singkong, maupun kacang panjang. Dan alangkah baiknya bila kita mau
untuk membagikan sedikit darah kita untuk orang-orang yang membutuhkan, karena
setetes darah mampu memberi kehidupan bagi mereka yang membutuhkannya.
Tujuan:
1. Mahasiswa
dapat mengidentifikasi komponen penyusun darah.
2. Mahasiswa
dapat mengukur tekanan darah (sistole dan diastole).
3. Mahasiswa
mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
4. Mahasiswa
memahami hubungan antara jenis aktivitas dengan frekuensi denyut jantung
II.
Metode
Alat dan Bahan
1. Stopwatch
2. Tensimeter
3. Timbangan badan
4. Stetoskop
Cara Pengerjaan:
1. Kegiatan
I : wawancara probandus
a. Kegiatan sehari-hari
1) Rutin berolahraga ?
2) Mengerjakan tugas rumah ? ( mencuci baju, atau piring,
dll.)
b.
Diet (makanan
yang dikonsumsi, atau sarapan)
1) Berverage ?
(minuman maupun makanan)
2) Merokok atau tidak, jika ya berapa frekuensinya ?
3) Setiap hari berjalan kaki atau mengendari kendaraan ?
( yang paling dominan )
c. Riwayat kesehatan
1) Sedang sakit atau tidak ?
2) Penyakit yang pernah diderita ?
3) Apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit,
jantung, darah tinggi, diabetes, atau stroke, baik orangtua atau kakek-nenek ?
2. Kegiatan
II: mengukur tekanan darah
a. Membuka skrup pada pipa air
raksa.
b. Mengkosongkan udara dalam
pembalut dengan membuka skrup pada stetoskop.
c. Memasang pembalut pada bagian
lengan.
d. Menutup skrup pada stetoskop.
e. Menyelipkan piringan
stetoskop di atas pembuluh darah pada bagian siku depan.
f. Memasang kedua ujung stetoskop
pada telinga.
g. Menekan pompa secara
berulang-ulang sehingga air raksa naik mencapai angka 150.
h. Membuka skrup stetoskop secara perlahan sambil
mendengarkan adanya getaran, serta mengamati adanya perubahan pada angka yang ditunjukkan oleh air raksa.
(perubahan pertama berarti
sistole, perubahan kedua berarti diastole).
i.
memandingkan
hasil pengukuran tekanan darah pribadi
dengan tekanan darah teman-teman
yang lain dan menarik
sebuah kesimpulan.
3. Kegiatan
III : Mengukur frekuensi denyut nadi
a. mencari denyut nadi pribadi.
b. Menghiitung denyut nadi pribadi selama 1 menit.
c. mengulanginya sebanyak 3 kali pengukuran, kemudian hidung rata-ratanya.
d. Berjalan selama 5 menit kemudian menghitung kembali denyut
nadi selama 1 menit.
e. Kemudian berlari selama 5 menit
lalu menghitungnya kembali denyut nadi
selama 1 menit.
f. membandingkan hasil
pengukuran untuk ketiga macam kegiatan,
kemudian
membandingkan juga hasilnya dengan teman yang lain.
g. Menarik kesimpulan.
III.
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Pada prinsipnya darah
berfungsi sebagai alat pengangkut zat-zat makanan, sisa-sisa metabolisme, dan
hormon. Selain itu, darah juga berperan dalam mengatur keseimbangan asam-basa
cairan tubuh dan menyebabkan panas tubuh yang berlebihan dari suatu bagian tubuh
merata ke bagian tubuh yang lainnya, bahkan
darah berperan pula
dalam perlindungan tubuh. Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah mengandung 90% air, sedangkan selebihnya adalah protein-protein
darah (albumin, globulin, dan fibrinogen), bermacam-macam garam, zat-zat
makanan dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme yang diangkut menuju
alat ekskresi, hormon, dan gas-gas yang terlarut.
1.
Eritrosit disebut juga sebagai sel darah merah. Warna merah
pada eritrosit disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin tersusun dari
senyawa besi hemin dan suatu jenis protein, yaitu globin. Peranan
utama eritrosit adalah sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh. Peranan lain eritrosit adalah menjaga keseimbangan asam-basa cairan
darah dan juga mengangkut O2 di dalam tubuh. Pembentukan eritrosit terjadi di
dalam sumsum tulang pipih (tulang belakang) dan tulang pipa. Rendahnya kadar hemoglobin atau disebut juga anemia
merupakan salah satu gangguan terhadap pengangkutan oksigen. Sebenarnya,
anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini
mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darah merah
tetap normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darah
untuk membawa oksigen berkurang, maka individu akan terlihat
pucat atau kurang tenaga.
2.
Leukosit atau sel darah putih tidak mengandung pigmen,
diameternya rata-rata lebih besar daripada eritrosit,
yaitu berkisar antara 8 sampai 15 mikron dan masing-masing mengandung inti sel. Pembentukan leukosit terjadi pada
limfa, kelenjar-kelenjar limfoid, dan sumsum merah pada tulang.
3.
Komponen darah yang satu ini berupa kepingan-kepingan
(platelet) yang tidak berinti. Oleh karena itu, kurang tepat jika disebut
sebagai trombosit yang berarti sel darah pembeku. Keping-keping darah bentuknya
tidak beraturan dengan ukuran lebih kecil daripada eritrosit serta tidak
berwarna dan juga tidak dapat bergerak sendiri, tetapi hanya mengikuti aliran
darah. Proses pembekuan darah merupakan suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak
faktor antihemofili, yaitu faktor-faktor yang berperan untuk menghentikan perdarahan.
Proses pembekuan darah dimulai ketika terjadi kerusakan pada pembuluh darah
yang menyebabkan keping-keping darah keluar dari pembuluh bersama-sama dengan
komponen darah lainnya. Pada plasma darah terdapat tromboplastinogen yang
merupakan salah satu komponen globulin, zat ini diaktifkan oleh enzim
tromboplastinogenase menjadi tromboplastin. Sementara itu pada plasma darah
terdapat pula protrombin yang dihasilkan hati dengan bantuan vitamin K.
Protrombin hanya dapat berperan dalam proses pembekuan darah jika telah
diaktifkan menjadi enzim trombin. Untuk mengaktifkannya dibutuhkan pula
tromboplastin dan ion kalsium (Ca2+). Peranan enzim trombin ialah mengubah
fibrinogen, yaitu salah satu protein darah yang larut dalam plasma darah
menjadi fibrin berbentuk jalinan serat-serat halus yang akan menjaring sel-sel
darah. Dengan demikian, terjadilah gumpalan darah pada bagian pembuluh darah
yang rusak dan gumpalan ini menghalangi darah agar tidak ke luar dari pembuluh
tersebut. Proses pembekuan darah tidak akan terjadi jika salah satu dari
faktorfaktor antihaemofili tidak tersedia. Artinya pendarahan tidak dapat dihentikan
atau dikenal sebagai hemofilia. Namun, jika proses pembekuan terjadi di
dalam pembuluh darah maka gumpalan darah (embolus) dapat menyumbat
pembuluh-pembuluh darah. Keadaan yang disebut embolisme ini menghambat
pemberian zat-zat makanan dan oksigen bagi jaringan sehingga dapat menyebabkan kematian
jaringan tersebut.
Alat-alat peredaran
darah
1.
Jantung manusia terdiri dari empat ruang yang
masing-masing berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah. Pada serambi kiri
terdapat empat muara pembuluh vena pulmonalis yang mengalirkan darah
dari paru-paru, sedangkan pada serambi kanan terdapat dua muara pembuluh vena
cava superior yang mengalirkan darah dari tubuh bagian bawah. Sementara
itu, bilik kiri berhubungan dengan satu pembuluh nadi besar (aorta) yang
cabang-cabangnya mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh. Bilik kanan
berhubungan dengan arteri pulmonalis yang mengalirkan darah ke paruparu.
Kemampuan jantung untuk berdenyut dipicu oleh suatu jaringan tertentu yang disebut
nodus sinoatrial (nodus S) pada dinding atas serambi kanan. Impuls yang ditimbulkan
nodus S-A disebarkan ke seluruh otot serambi sehingga otot-otot serambi berkontraksi
yang menyebabkan darah dari serambi masuk ke bilik. Sementara itu, impuls dari
nodus S–A perlahan-lahan mencapai nodus atrioventikular (nodus A–V) yang
terletak di bagian bawah sekat serambi. Kemudian diteruskan melalui berkas His
yang bercabang dua, satu cabang menuju otot bilik kiri dan cabang yang lain
menuju otot bilik kanan. Masing-masing cabang tersebut membentuk
ranting-ranting ke seluruh otot bilik. Impuls tersebut menyebabkan otot otot
bilik berkontraksi, peristiwa ini disebut sistol sehingga tekanan di dalam
bilik meningkat dan darah mendesak ke segala arah. Desakan ke arah serambi
menyebabkan katup trikuspid menutup, sedangkan desakan dari bilik kiri
ke aorta dan dari bilik kanan ke arteri pulmonalis menyebabkan katup-katup
semilunar terbuka. Ketika darah keluar dari bilik kiri melewati katup semilunar
di dalam aorta masih terdapat sebagian darah yang belum dialirkan, sehingga
tekanan darah di dalam aorta meningkat dan tekanan ini dinamakan tekanan sistol
yang dalam keadaan normal besarnya ± 120 Hg. Setelah pengosongan bilik,
otot-otot bilik mengalami relaksasi atau biasa pula disebut diastol,
tekanan di dalam bilik saat itu lebih rendah daripada tekanan di dalam aorta
sehingga darah dari aorta mendesak kembali ke jantung yang mengakibatkan katup
semilunar menutup. Jika darah di dalam aorta sebagian telah dialirkan ke
berbagai arteri maka tekanannya akan menurun sampai 80 mm Hg pada keadaan
normal dan disebut sebagai tekanan diastol. Selama jantung mengalami
diastol, darah dari vena pulmonalis masuk ke dalam serambi kiri dan darah dari
vena cava memasuki serambi kanan yang selanjutnya otot-otot serambi akan
berkontraksi lagi setelah memperoleh impuls dari nodus S-A. Dari uraian di atas
jelaslah bahwa selama satu denyut jantung terjadi perubahan tekanan darah
terhadap dinding aorta, pada orang dewasa dalam keadaan normal tekanan yang
tertinggi, yaitu tekanan sistol besarnya kurang lebih 120 mm Hg. Tekanan darah
ini dapat diukur dengan tensimeter atau sphygmomanometer dan
hasilnya biasa dituliskan sistol/diastol = 120/80 mm Hg.
2.
Pembuluh Darah
Seluruh pembuluh darah yang mengalirkan darah
dari jantung disebut arteri atau pembuluh nadi. Penimbunan
senyawa-senyawa lemak pada dinding arteri menyebabkan penyempitan pembuluh dan
hilangnya kekenyalan dinding arteri, keadaan ini disebut atherosklerosis. Selanjutnya,
darah masuk ke dalam vena atau pembuluh balik yang diameternya lebih
besar dan akan mengalirkan darah ke jantung. Vena yang paling besar ialah vena
cava superior dan vena cava inferior yang diameternya kurang lebih 20 mm. Seperti
halnya arteri, dinding vena juga tersusun dari tiga macam jaringan, tetapi
jaringan ototnya tipis sehingga secara keseluruhan dinding vena lebih
tipis dan kurang kenyal dibandingkan dengan dinding arteri. Pengaruh kontraksi jantung terhadap aliran
darah vena sangat kecil sehingga aliran di dalam vena lebih banyak disebabkan
oleh kontraksi otot-otot di sekitarnya yang dibantu oleh katup-katup pencegah
arus balik di sepanjang pembuluh. Katupkatup yang tidak dapat menutup dengan
sempurna dan lemahnya dinding pembuluh dapat menyebabkan pelebaran pembuluh
vena atau dikenal dengan sebutan varises yang dapat terjadi di kaki
bagian bawah atau di sekitar dubur yang disebut hemoroid.
(Bakhtiar, Suaha; 2011)
Hasil praktikum
Tabel pengamatan:
Tabel Kegiatan I & II
Nama
|
Jenis Kelamin P / L
|
Usia
|
Berat badan (kg)
|
Systole
|
Distole
|
Kegiatan sehari-hari
|
||
O.R
|
Tugas Rumah
|
Berjalan kaki / tidak
|
||||||
Yovita
|
P
|
19 thn, 2 bln
|
49
|
110
|
80
|
Jarang
|
Sering
|
Jalan kaki
|
Viga
|
P
|
19 thn, 4 bln
|
50
|
100
|
70
|
Tidak pernah
|
Jarang
|
Jalan kaki
|
Julius
|
L
|
18 thn, 10 bln
|
44
|
120
|
80
|
Tidak pernah
|
jarang
|
Naik motor
|
Diet
|
Riwayat kesehatan
|
||||
Makanan
|
Minuman
|
Merokok atau tidak
|
Sedang sakit atau tidak
|
Penyakit yang pernah diderita
|
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga
|
Belum
|
Air putih
|
Tidak
|
Tidak
|
Maag
|
Kakek (Alm) Jantung
|
Nasi sayur
|
Air putih
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Nasi sayur
|
Air putih
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tabel Kegiatan III
Nama
|
Jenis kelamin
|
Frekuensi Denyut Nadi
|
Kegiatan Sehari-hari
|
|||||
Istirahat
|
Rata-rata
|
Setelah berjalan
|
Setelah berlari
|
O.R
|
Tugas rumah
|
Berjalan kaki
|
||
Anna
|
P
|
1,71
|
66,3
|
111
|
120
|
Tidak pernah
|
Jarang
|
Kadang-kadang
|
2,63
|
||||||||
3,65
|
||||||||
Dwi
|
P
|
1,82
|
77,6
|
80
|
106
|
Jarang
|
Sering
|
Kadang-kadang
|
2,77
|
||||||||
3,74
|
Diet
|
Riwayat kesehatan
|
||||
Makanan
|
Minuman
|
Merokok / tidak
|
Sedang sakit / tidak
|
Sakit yang pernah diderita
|
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga
|
Roti
|
Air putih
|
Tidak
|
Tidak
|
malaria
|
Ibu ( jantung, darah tinggi, gejala stroke)
|
Nasi telur
|
Air putih
|
Tidak
|
Tidak
|
Flek paru-paru
|
tidak
|
IV.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah saya lakukan dapat disimpulkan bahwa
Untuk
mengukur systole dan diastole dapat menggunakan dengan tensimeter yang
dilakukan secara hati-hati, dan systole dalam keadaan normal besarnya kurang
lebih 120 Hg, sedangkan diastole dalam keadaan normal adalah 80 mm. Selain
itu aktivitas yang sering dilakukan,
usia, berat badan, dan jenis kelamin dapat mempengaruhi tekanan darah manusia.
Ketika manusia melakukan suatu aktivitas maka frekuensi denyut nadi akan
meningkat, dimana semakin tinggi
aktivitas yang sering dilakukan akan semakin besar frekuensi denyut nadi. Semua
ini dikarenakan otot membutuhkan energy untuk melakukan aktivitas suplay energy
dari jantung melalui darah ke otot. Sehingga otot berkontraksi, otot-otot juga
membutuhkan energy jaringan dan oksigen yang lebih banyak sehingga jantung
dapat berdenyut lebih cepat.
V.
Daftar Pustaka
Lestari, Endang Sri dan
Idun Kistinah. 2009. Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Bakhtiar, Suaha.
2011. BIOLOGI untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.